Ngaji Ilmu Falak, Remasade Lakukan Reportase Khusus

Remaja Masjid Agung Demak

Ngaji Ilmu Falak, Remasade Lakukan Reportase Khusus

Demak,  KOMDIGI Remasade


    Remaja Masjid Agung Demak (Remasade) mengadakan sebuah reportase khusus mengenai khazanah ilmu falakiyah di kediaman KH. Achmad Musyafa’, ketua LF PCNU Demak pada Jum’at Legi (27/12/2024). Pelaksanaan reportase yang dinahkodai oleh Bidang Komunikasi Digital & Informasi & Humas (Komdigi dan Humas) pimpinan M. Hilman Najib sebagai Media Remasade, ini juga dihadiri wakil ketua Remasade, Ahmad Ziyad Rizqi (mandataris ketua) dan nadhir keagamaan Remasade, Muhammad Misbah (mandataris wakil ketua). Turut mengikuti pula pegiat turots dari Pesantren Tebuireng, saudara bernama Hasan Munadi.

    Reportase khusus ini bertujuan untuk mengenal serta memperkenalkan khazanah astronomi Islam, ilmu falak, kepada remaja-remaja masjid khususnya dan khalayak muslim pada umumnya. Dengan berbekal dua kitab falak klasik karya kiai Nusantara; kitab Badi’ah al-Mistal karangan kiai Ma’shum bin Ali Maskumambang dan kitab Fath al-Rauf al-Mannan yang ditulis kiai Abdul Jalil bin Abdul Hamid Kudus, Remasade mendapati pengetahuan baru tentang astronomi Islam dalam hal metodologi dan aktualisasi falak khususnya lokalitas Demak.

    KH. Achmad Musyafa’ juga mengajari bahkan mencontohkan perhitungan atau hisab beberapa skema ilmu falak, baik secara tradisional maupun digital. Ilmu falak dengan beragam skema yang berkesinambungan ternyata memiliki metode dan pendekatannya tersendiri. Secara umum pendekatan ilmu falak dibagi menjadi tiga, yaitu: pendekatan Taqribi, Tahqiqi, dan Tahqiqi bi al-Tadqiq. Pada reportase kali ini kiai Musyafa’ menunjukkan banyak kitab falak dengan beragam pendekatan tersebut. Beliau juga memperkenalkan beberapa media atau perangkat ilmu falak beserta sistem penggunaannya, seperti Rubu’, Murabba’, Bencet, dan perangkat karyanya sendiri bernama Kalender Pat Ewu.

    Atas melihat fakta bahwa sudah jarang sekali kajian ilmu falak diajarkan di pesantren-pesantren, sekolah-sekolah, apalagi masjid-masjid di Demak, kiai Musyafa’ selaku ketua Lembaga Falakiyah NU Demak (LF PCNU Demak) di satu sisi merasa gelisah terhadap eksisnya khazanah falak di kabupaten Demak, namun di sisi lainnya beliau merasa senang didatangi Remasade dengan maksud ngangsu kaweruh sekaligus membicarakan publisitas ilmu falak pada kalangan muda.

    “Saat saya pertama kali belajar falak pada al-maghfurlah kiai Misbah Magelang, saya ditanya: apakah benar-benar ingin ngaji ilmu falak? Lalu diberitahu, bahwa ilmu falak atau astronomi sangat jarang yang mengajinya namun banyak sekali faidahnya. Ilmu yang bikin mikir kenceng dan hitung-hitungan sekaligus asik sekali” ucap kiai Musyafa’ di sela-sela menjelaskan istilah ilmu falak.

    Remasade mencatat beberapa hal yang menjadi poin penting kajian ilmu falak, di antaranya: 1) algoritma perhitungan sesuai skema dari kitab falak spesifik, 2) konsep gerak benda-benda langit yang menjadi hukum atau alamat paten, 3) keunikan khazanah astronomi Jawa (Pranoto Mongso) berjumlah lima atau pasaran, kitab falak klasik pasti menyertakan konsep ini, dan 4) konsekuensi astronomi bagi disiplin ilmu lainnya, seperti geografi dan toposentris.

    Reportase khusus ini diharapkan memunculkan afirmasi positif atas keberlangsungan kajian astronomi Islam atau ilmu falak, khususnya pada generasi muda Islam. Maka bukan mustahil, jika di masa mendatang perhelatan falakiyah memasyarakat bahkan di masjid-masjid seluruh Indonesia yang dimulai dari Masjid Agung Demak.




Reporter : KOMDIGI & HUMAS

Editor : KOMDIGI & HUMAS

Grafis : KOMDIGI & HUMAS


FOLLOW US ON SOCIAL MEDIA :
Twitter : @remasade_MAD

0 Komentar